Jumat, 22 Februari 2013

Angka Kematian Ibu (AKI atau MMR)



Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN DR Sudibyo Alimoesa mengatakan, tingkat kematian ibu saat melahirkan di Indonesia masih tinggi, atau hampir setiap satu jam, dua ibu melahirkan meninggal dunia.
"Bila jumlah tersebut ditotal maka dapat dibayangkan dalam satu hari berapa ibu melahirkan yang meninggal dunia," katanya dalam pertemuan dengan Ulama se Kalsel di Banjarmasin, Selasa (31/1/2012).
Menurut dia, berdasarkan data dan penelitian tentang kualitas penduduk Indonesia 2011 tercatat Angka Kematian Ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.
Selanjutnya angka kematian bayi usia 0-11 bulan (AKB-IMR) adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian 60 persen penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah, angka harapan hidup Indonesia sekitar 68/72 tahun.
"Sedangkan Jepang saja kini rata-rata umur penduduknya telah mencapai 100 tahun, sehingga saat ini 40 persen penduduknya merupakan lansia," katanya.
Meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang berbasis pada pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan tersebut, BKKB telah menempuh berbagai langkah dan menetapkan target berdasarkan MDGs 2015.
Meningkatkan harapan hidup dan mengurangi angka kematian ibu dan anak, tambah Sudibyo, BKKBN sedang menjalankan program pelatihan bagi 35 ribu bidan dan 10 ribu dokter umum maupun dokter kandungan.
Pelatihan untuk melakukan pertolongan dalam persalinan tersebut sekaligus juga diisi dengan pelatihan untuk melakukan pemasangan alat kontrasepsi sesuai dengan program BKKBN.
Diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut, maka pertolongan kelahiran yang berada di daerah terpencil bisa dilakukan secara medis sehingga kematian ibu dan bayi bisa ditekan.
Taraaget nasional, pada 2015 AKI akan turun dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup begitu juga dengan angka kematian bayi turun menjadi 23/1.000 kelahiran hidup.
Kepala BKKBN Kalsel Dra Chamnah Wahyuni mengatakan, khusus Kalsel pelatihan akan dilakukan kepada 900 bidan dan 300 dokter yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Kalsel.
Dialog dengan narasumber dari BKKBN pusat mendapatkan tanggapan cukup antusian dari para Ulama dan masyarakat Kalsel.
Salah seorang peserta dialog mempertanyakan efek samping pil KB dan suntik yang justru membuat lesu para wanita sehingga mengurangi gairah pada saat melayani suami.
"Karena para wanita menjadi lesu setelah minum pil KB dan suntik tersebut, akhirnya banyak suami "jajan" di luar," katanya disambut gelak tawa peserta.
Terhadap keluhan tersebut, Sudibyo mengatakan akan dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap kebenaran informasi tersebut, karena selama ini tidak pernah ada keluhan seperti itu.
"Ini akan menjadi bahan diskusi kita, karena selama ini pil dan suntik adalah alat kontrasepsi yang paling banyak diminati peserta," katanya.


indikator MDG-5 yaitu angka kematian ibu (AKI), merupakan salah satu indikator yang diperkirakan sulit dicapai. Kesulitan ini tidak hanya dirasakan Indonesia tetapi juga di banyak negara berkembang di dunia. Data terakhir AKI adalah 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Masih perlu upaya yang lebih keras guna mencapai target MDG pada 2015, yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.

“Tingginya AKI dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan budaya. Penyebab utama kematian ibu, yaitu perdarahan pasca persalinan, eklamsia dan infeksi. Memperhatikan permasalahan yang dihadapi maka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya prioritas dalam penurunan AKI”, tandas Menkes.



A. Latar Belakang Masalah
Tolak ukur keberhasilan dan kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara diukur dengan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu angka kematian ibu akibat langsung dari proses reproduksi, sedangkan angka kematian bayi (AKB) yaitu angka kematian bayi sampai umur 1 tahun. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia Angka Kematian Ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa per tahun (Manuaba, 1998). AKI di Indonesia pada tahun 2003 sekitar 307 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB 35 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2005).
AKI di Bandar Lampung tahun 2004 sekitar 307 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 55 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Prop. Lampung, 2005). AKI di Kota Metro pada tahun 2004 sekitar 1 per 2.914 kelahiran hidup dan AKB 37 per 2.914 kelahiran hidup (Dinkes Kota Metro, 2005). Banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu dengan cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Senam hamil adalah salah satu upaya promotif dan preventif untuk mengurangi AKI dan AKB.

Rabu, 06 Februari 2013

MAKALAH EPIDEMIOLOGI






MAKALAH EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi dan peranannya didalam pemecahan masalah kesehatan
di masyarakat





DISUSUN OLEH :
NAMA       : WINDA AMELIA
NIM           : E2A009094






FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2010



BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.
Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada  dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari tentang penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, dapat dibaca dalam kamus atau ensiklopedia umum antara lain sebagai berikut:
·         Webster’s New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara pengendalian wabah-wabah.
·         Kamus Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
·         Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 : Epidemiologi adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya.
B. Penelitian Epidemiologi
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
1.      Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau survei.
2.      Epidemiologi analitik terdiri dari :
1.  Non eksperimental :
1.      Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort  diartikan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
2.      Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.
3.      Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi  udara akibat sisa  pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.
2. Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1)      Clinical Trial. Contoh :
·         Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinya stroke.
·         Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.
2)      Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.
C. Batasan Epidemiologi
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
a)      Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan dini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
b)      Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time)
c)      Faktor-faktor yang memepengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penybab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.
D. Ruang Lingkup Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
2.  Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data  tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
E. Manfaat Epidemiologi
dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi sebagai kumpulan metoda pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu juga mempunyai manfaat yang cukup luas, terutama dalam ilmu kesehatan masyarakat maupun ilmu kedokteran pada umumnya. Meskipun demikian manfaat utama epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut:
1) Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Sesuai dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2)      Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’. Suatu pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’ yang hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah penyakit’ yang sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau masalah kesehatan yang bersangkutan.
3)      Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah agar kita dapat menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah penyakit tadi.
F. Peranannya dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat
Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1.      Mencari  / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2.      Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam.
3.      Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4.      Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.
Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat yaitu memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya ,menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host and environment ,menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko ,mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan , membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning (perencanaan) ,monitoring (pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi) , menerangkan penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya, Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit, Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik.

BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
1.      Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau survei.
2.      Epidemiologi analitik terdiri dari :
·         Non eksperimental
·         Eksperimental.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
a)      Frekuensi masalah kesehatan
b)      Penyebaran masalah kesehatan
c)      Faktor-faktor yang memepengaruhi
Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1.      Mencari  / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2.      Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam.
3.      Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4.      Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.

Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat yaitu:
1.      memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya.
2.      menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host and environment.
3.      menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko.
4.      mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan.
5.      membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning (perencanaan) ,monitoring (pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi).
6.      menerangkan penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya.
7.      Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
8.      Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik.



DAFTAR PUSTAKA

Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa Aksara
Sutrisna, Bambang.dr.M.H.Sc.1986.Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Modul Materi Dasar Epidemiologi FKM UNDIP 2010.
Budioro.B.2007.Pengantar Epidemiologi Edisi II. .Semarang : Badan Penerbit Undip.



 

Template Design By:
SkinCorner